Masa Kanak-kanak Awal
IRAWATI SESILIA SITUMEANG
13-012
Sebenarnya,, diumur saya yang
sudah 19 tahun ini, disuruh untuk mengingat kembali atau sekedar flashback pada
apa yang saya lalui atau alami di umur prasekolah, saya sudah lupa-lupa ingat,
malah lebih banyak lupanya. Hehehe..........
Tapi
demi memenuhi tugas, recall memory lah untuk mengingat-ingat segala kejadian
dan pengalaman yang telah berhasil saya lalui (dengan baik) di tahap
kanak-kanak awal.
Well,, karena saya tidak TK, jadi
masa kanak-kanak awal saya, saya lalui dirumah dan di lingkungan kompleks
sekitar rumah saya. Kebetulan karena banyak juga anak seumuran saya, jadi saya
lebih sering diluar bermain bersama teman ketimbang dirumah. Orangtua saya juga
bukan tipe yang protektif. Jadi saya diberi kebebasan untuk bermain selama saya
masih bisa terpantau.
Mungkin seperti teori mengatakan
pada masa kanak-kanak awal, psikomotoriknya aktif sekali, jadi permainan yang
saya ingat itu lebih banyak lari kesana kemari, minta mama beliin boneka, main
masak – masakan, main dokter-dokteran, dan mungkin masih banyak yang saya lalui
tapi sulit mengingat kembali. Karena saya adalah anak terakhir dari 4
bersaudara, jadi perhatian dari orangtua dan saudara – saudara saya sangat
cukup saya rasakan. Abang saya juga pernah mengajari saya naik sepeda. Dan
sepedanya tidak dipasang roda karena sepeda itu milik abang saya. Saya sudah
bilang supaya saya dipegangi ketika mengendarainya. Mungkin karena sanking
semangatnya abang saya mengajari saya main sepeda, dia meyakinkan saya kalau
saya bisa tanpa harus dipegangi. Ketika dia melepas pegangannya, dayungan kedua
kalinya ketika saya sudah mulai oleng – oleng dan jatuh. Ketika itu kaki saya
sedikit berdarah, abang saya langsung lari menghampiri saya. Tapi ketika itu,
saya tidak menangis karena abang saya awalnya sudah bilang, jika nanti
terjatuh, itu hal biasa. Justru seperti itu menjadikan saya lebih cepat bisa
naik sepeda tanpa harus dipegangi lagi. Dan saya tersugesti oleh kalimat abang
saya. Hehee...
Tapi
karena kejadian itu, Papa saya membelikan sepeda baru untuk saya yang telah
dipasangi roda duanya. Merdeka saya. Huahaha...
Saya
juga masih ingat ketika mama saya mengajari saya urutan abjad, memperkenalkan
angka-angka, dan mengajari saya menyebutkan 1 sampai 10 secara berurutan. Dan
umur balita, saya sudah dipercaya membeli garam ke warung karena memang
jaraknya hanya 1 rumah dari rumah kami dan tidak perlu nyebrang. Uang yang
diberi pun uang pas, yang artinya tidak ada uang kembaliannya lagi. Mungkin
mama saya takut kali ya saya dibohongin sama sipenjual.
Demikian
kurang lebih yang bisa saya sampaikan pengalaman saya sewaktu masa kanak-kanak.
Terimakasih.
Comments
Post a Comment